Gallery

Sabtu, 06 Juni 2015

Tapak Tuan Kota Legenda

 
Sumber Foto : http://meukeunong.blogspot.com



Tapaktuan adalah kota kecil yang berada dibibir pantai Samudera Hindia, sekaligus berkedudukan sebagai pusat pemerintahan kabupaten Aceh Selatan. Sebagai kota pantai, Tapaktuan memiliki panorama laut yang mengagumkan keindahannya, terutama teluk teluknya yang tenang dan biru, sehingga tidak berlebihan kota kecil ini juga dijuluki dengan nama lain yaitu Taluak . Taluak berasal dari bahasa Aneuk Jamee , yakni salah satu suku yang mendiami Aceh Selatan dan memiliki pertautan muasal dari Ranah Minang. Populasi Suku Aneuk Jamee ini tersebar di pesisir Aceh Selatan meliputi Kecamatan Tapaktuan, Sama Dua, Labuhan Haji dan sebagian Kluet Selatan.
Teluk Tapaktuan dari kejauhan ( Dok. Pribadi )
Nama Tapaktuan memiliki legenda tersendiri yang hidup dalam masyarakat secara turun temurun, yakni dikisahkan terjadinya pertarungan sepasang naga dengan seorang petapa yang dikenal dengan Tuan Tapa yang memiliki kesaktian. Perseteruan dengan sepasang naga ini awalnya dipicu karena sang petapa ini terusik dalam keheningan pertapaannya saat terjadi perkelahian hebat sepasang naga dengan seorang raja dari Kerajaan Asranaloka yang mau mengambil kembali puterinya yang hanyut dilaut sejak bayi, dan saat itu sudah lama ditawan dan dipelihara oleh sepasang naga.

Tuan Tapa yang terusik saat sedang bertapa segera melerai perkelahian sepasang naga dengan raja dari Kerajaan Asralanoka tersebut. Tuan Tapa meminta sepasang naga untuk mengembalikan sang gadis kepada orang tuanya. Akan tetapi, kedua naga tersebut menolak dan malah menantang Tuan Tapa untuk bertarung. Terjadilah perkelahian di laut dimana kedua naga kalah oleh Tuan Tapa dan gadis pun dikembalikan kepada orang tuanya. Gadis tersebut kemudian mendapat julukan sebagai ‘Putri Naga’ dan kembali bersama orang tuanya tetapi mereka tidak kembali ke Kerajaan Asralanoka melainkan memilih menetap di pesisirnya, sehinga dari legenda ini Tapaktuan juga dijuluki sebagai Kota Naga. Sementara sepasang naga kembali ke sebuah negeri yang jauh dan Tuan Tapa meninggal di usia tuanya.
Makam Tuan Tapa (Sumber Foto : http://meukeunong.blogspot.com)
Ada banyak pilihan tempat wisata alam di Tapaktuan, mulai dari wisata bahari dimana kita dapat menikmati teluk-teluk yang biru dan bersih, sampai wisata air terjun dan mata air yang indah dan sejuk, seperti Air Terjun Air Dingin di Sama Dua, Air Terjun Tingkat Tujuh di Batu Itam dan pemandian alam di mata air Panjupian.
Sebuah sungai kecil yang jernih di Panjupian ( Dok. Pribadi )
Selain Wisata alam tersebut di atas, bagi wisatawan dapat juga berkunjung ke situs legenda Tapaktuan seperti tapak kaki Tuan Tapa yang berada di tepi pantai dan di bawah tebing Gunung Lampu, atau ke sebuah makam tua yang konon terkubur jasad Tuan Tapa yang melegenda itu di dekat sebuah mesjid tertua di Tapaktuan yaitu Mesjid Tuo yang berada di tengah-tengah kota.
Kota Tapaktuan dapat dijangkau lewat jalan darat dan udara dari Medan dan Banda Aceh. Lewat jalan darat ada beberapa pilihan Bus Umum sejenis L300 yang melayani trayek Tapaktuan-Medan dan Tapaktuan-Banda Aceh, atau bisa juga menggunakan jasa mobil carteran sejenis Kijang Kapsul, Kijang Innova dan lain-lain. Lewat jalur udara juga  ada Pesawat berbadan kecil yang mendarat di Bandara Cut Ali di Pasie Raja, sekira 20 km dari kota yang juga melayani dua rute yaitu Banda Aceh-Tapaktuan dan Medan- Tapaktuan sekali mendarat dalam satu pekan. Sementara itu lewat jalur laut, belum ada trayek kapal yang melayani penumpang, kecuali hanya kapal barang yang biasa mengangkut semen berlabuh di pelabuhan Tapaktuan.
Panorama Pantai Putih di Air Dingin ( Dok. Pribadi )
Pelabuhan Tapaktuan (Dok. Pribadi )

Kolam pemandian di Desa Panjupian ( Dok. Pribadi )
Suasana di pelabuhan Tapaktuan di sore hari ramai dikunjungi warga ( Dok. Pribadi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar